Thursday, October 23, 2014

RIWAYAT HIDUP SINGKAT KYAI HAJI AHMAD DAHLAN

       
           Kyai Haji Ahmad Dahlan dilahirkan pada tahun 1285 H bertepatan dengan tahun1868 M di kampong Kauman Yogyakarta. Putra ke 4 dari Kyai Haji Abu Bakar bin Kyai Haji Sulaiman yang menjabat khatib Masjid Besar Mataram Yogyakarta. Kyai Haji Abu Bakar memberikan nama kepada putranya dengan nama Muhammad Darwisy yang masih memiliki garis keturunan ke 12 dari Maulana Malik Ibrahim.

       Sewaktu masih kanak-kanak, Muhammad Darwisy mudah bergaul dengan teman-teman sebayanya dan tetangganya. Beliau merupakan sosok sebagai seorang anak yang  rajin, jujur, dan suka menolong, serta mempunyai kelebihan, yaitu pandai membuat kerajinan tangan dan membuat barang-barang permainan.
        
         K.H. Ahmad Dahlan mendapatkan pendidikan bermula dari ayahnya sejak beliau masih anak-anak. Setelah dewasa beliau belajar Ilmu Fikih kepada Kyai Haji Muhammad Shaleh dan ilmu nahwu-sharaf kepada Kyai Haji Muhsin, keduanya adalah kakak ipar. Sedangkan guru-gurunya yang lain adalah Kyai Haji Muhammad Nurdi Kauman dan Kyai Haji Abdul Hamid di kampung Lempuyangan. Sedangkan ilmu Qira'atul Qur'an daipelajarinya dari Syekh Amien dan Sayid Bakri Satok, serta belajar tentang ilmu falaq dan hisab kepada Kyai Haji Dahlan dari Semarang dan Syeikh Muhammad Jamil Jambek sewaktu keduanya sama-sama bermukim di Mekkah. Adapun ilmu hadits beliau dapatkan dari Kyai Mahfudz dan Syeikh Khayyat untuk bahasa melayu (Indonesia) dipelajari dari R.Ngabehi Sosrosoegondo, dan bahkan beliau juga belajar ilmu pengobatan terhadap gigitan binatang berbisa kepada Syaikh Hasan.

       Pada tahun 1890 Muhammad Darwisy menunaikan ibadah haji lau bermukim di Makkah sekitar delapan bulan untuk memperdalam ilmunya dan berganti nama dengan Ahmad Dahlan. Kemudian pada tahun 1902 beliau melaksanakan ibadah haji kembali dan meneruskan pendalaman ilmu di tanah suci. Beliau sangat rajin membaca buku  diantara beberapa buku yang beliau baca ada beberapa buku dan kitab-kitab yang menjadi kegemaran serta mengilhami beliau dalam hidup dan perjuangannya, antara lain:
1. Kitabur-Tauhid, karangan Syeikh Muhammad Abduh
2. Tafsir Juz Amma, karangan Syeikh Muhammad Abduh
3. Kanzul Ulum
4. Dairatul-Ma'arif, karangsan Farid Wajdi
5. Fil-Bid'ah, karangan Ibnu Taimiyah
6. At-Tawassul wal Wasilah, karangan Ibnu Taimiyah
7. Al-Islam wan Nashraniyah karangan Syeikh Muhammad Abduh
8. Idharul-Haq karangan Rahmatullah Al-Hindi
9. Kitab-kitab Hadits karangan ulama Madhab Hanbali
10. Tafsi Al-Manhar oleh Muhammad Abduh dan Rasyid Ridla
11. Majalah Al-Urwatul-Wutsqo
12. Tafhsilun-Nasyatain Tahshilus-Sa'adatain
13. Matan Al Hikam Ibnu 'Atha-illah
14. Al-Qashaid, al-Aththasiyah, li 'Abdullah Al-Aththas
 
         Sebelum mendirikan Muhammadiyah beliau telah berjuang dalam perkumpulan Djami'atul -Khair, Budi Utomo maupun Syarekat Islam. Dan beliau pernah pula menjadi pengurus Komitew Tentara Pembela. Kanjeng Nabi Muhammad saw, belaiu pun termasuk ulama pertama yang mengajar agama Islam di sekolah negri, memberikan pelajaran agama islam pada murid-murid sekolah, guru (Kweekschool ) di Jetis Yogyakarta dan Mosvia ( sekolah pamong praja ) di Magelang.

         Sewaktu beliau mendirikan Muhammadiyah, tidak sedikit ujian dan rintangan yang dihadapinya. Baik dari pihak keluarga maupun masyarakat, berbagai tuduhan, fitnah, dan hasutan dilemparkan kepadanya, bahkan ada pula orang yang hendak membunuhnya. Namun dalam hati beliau merasa yakin bahwa cita-cita dan perjuangan beliau berada dalam pihak yang benar, maka berapapun besar rintangan dan halangan yang ada di depan beliau hadapi dengan tabah, berkat ketabahan dan keuletan beliau akhirnya sedikit demi sedikit masyarakat dapat menerima cita-cita dan ajaran yang beliu berikan. dan akhirnya Muhammadiyah pun sampai sekaran sudah mengembangkan sayapnya dimana-mana. Seperti kita banyak melihat Universitas Muhammadiyah, SMA/SMK Muhammadiyah, SMP/MTS Muhammadiyah, SD/MI Muhammadiyah dan TK. Inilah hasil kerja keras perjuangan K.H Ahmad Dahlan yang sangat menjunung tinggi agama Islam. Bahkan Negara Republik Indonesia juga membuat surat Keputusan Presiden RI nomor 637 tahun 1961telah mengangkat dan menghargai putra bangsanya, KH.A. Dahlansebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional.

         Pada akhirnya K.H.A Dahlan menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal 23 Februari 1923 M bertepatan dengan tanggal 07 Rajab 1340 H di rumah kediamannya kampung Kauman Yogyakarta. Jenazahnya dikebumikan di makam Karangkajen Kemanten Mergangsan yang terletak 2,5 km di sebelah tenggara kota Yogyakarta.

No comments:

Post a Comment